Kamis, 22 November 2012

Buka Dulu Bungkusnya!

Seperti memakan hamburger. Tak kan pernah tahu apa rasanya jika belum membuka isinya lalu dimakan. Bagaimana rasa daging yang berlumur mayonise beserta campuran lainnya. Komentar boleh ada jika telah mencobanya. Sama seperti pengabdian kali ini. Mungkin saja dulu saat aku masih menjadi santri, tak terhitung bagaimana konsep kehidupan menjadi seorang guru, mahasiswa, juga pembimbing dalam segala aspek dapat terjalani dalam sekali waktu dan di dalam satu jasad. Entah mengkritik ataupun memuji. Sepertinya berat, terlihat susah, terkadang asal-asalan, hingga aku tak pernah bisa membayangkan bagaimana aku jika menjadi mereka kelak. Dengan diriku yang notabene sangat cuek dengan keadaan sekitar juga ME myself. Suadh berlalu sekitar tiga bulan, ternyata begini ya. Aku sudah merasa memiliki dosa besar dengan kritikanku dulu. Sulit sekali ternyata menjadi seorang mahasiswi istimewa. Pagi mengajar, sore kuliah, belum lagi jika harus menjadi pembimbing di kamar ataupun konsulat. Bukan hanya itu, kita semua juga memiliki kewajiban di sektor masing-masing. Bila waktu ujian dating ataupun tugas dari dosen yang tak pernah berhenti mengalir, kami selalu mencuri-curi waktu senggang di tengah kesibukan dan tanggung jawab tersebut. Bila orang waras mengkalkulasikan segala kegiatan kami itu, rasanya tak mungkin dalam diri anak yang baru saja remaja dibebankan tanggung jawab seperti ini. Buktinya? Tiga bulan ini aku masih hidup, dan bahkan senior-seniorku yang telah lulus sampai sarjana pun masih bisa menghirup oksigen yang sama dengan lingkungan yang berbeda. Sengaja aku menulis ini, bukan karena maksud apapun. Hanya ingin mengingatkan diri, bahwa jangan menilai sesuatu dari tampak luarnya saja. Bila belum merasakan, menggigit, dan mencoba, pendapat terserah anda