Minggu, 18 November 2012

Dikotomi Mimpi

Bersekolah, bahkan besar hingga menjadi dewasa dalam naungan pendidikan ala pondok bukanlah sebuah beban ataupun paksaan. Murni dalam hati dan memang ingin menempa diri. Bukan perkara mudah bila apa yang dirasa kini berbanding terbalik pada mimpi yang kita punya juga kenyataan. Entah hanya perasaan ataupun tidak, dikotomi pendidikan masih juga berlangsung. Antara pendidikan ala pesantren juga pendidikan ala pemerintah. Sempat takut juga ragu untuk tetap meneruskan mimpi ini, karena ini termasuk pilihan yang sulit. Bak makan buah simalakama. Bila tetap dengan apa yang dirasa kini, aku mudah saja untuk tetap tinggal dan terjaga, tapi hidup butuh tantangan, bung! Meski tak menutup kemungkinan bahwa tetap di sini bukan berarti tak ada tantangan. Dalam hatiku kini hanya tertambat satu hal. Berani untuk memilih dengan segala resiko yang akan datang nantinya. Entah harus berkorban umur yang diburu oleh deadline, materi yang tak sedikit, juga kekuatan untuk sosialisasi pada hal yang menurutku lebih baru lagi. Bismillah..... anak dengan basic agama pun tetap dapat meraih mimpinya, meski wanita.