Rabu, 24 Februari 2010

mulai lagi

Sebenernya aneh juga seorang anak sanah robi’ah ngebahas tentang hal ini, tapi nggak ada yang ngelarang dan nggak ada salahnya kan dibahas.
Dee masih inget, Dia ngasih some power hingga hati ini tergerak pas sare mendung. Ibu-temen Mama yang punya asli Nella tapi beliau risih dipanggil tante atau budhe, cukup ibu- datang ke rumah buat ngasih kalender. Biasa aja sih ceritanya. Tapi betapa terkejutnya reaksi mama dan ayah. Anak sulungnya yang paling slenge’an dan nggak mau diatur dan punya temen paling setia yaitu para komik, novel, buku, dan tulisan apapun. Jujur, Dee paling sulit yang namanya bergaul. Banyak factor sih, apalagi dengan kondisi ayah yang hobi banget pindah-pindah. Mending dalam satu provinsi, bahkan sampai beda pulau dan otomatis suku yang beda banget.
Ayah sampai pernah ngomong (yang nggak tahu ayah masih inget apa nggak) sebelum berangkat, waktu itu Dee masih berdomilisi di Kalimantan. “Dit, sekarang batas Ayah buat ngerawat kamu. Nanti sisanya kamu bakal dirawat pondok, habis lulus kamu kuliah pasti jauh sama ayah, terus kerja pasti bakal hidup mandiri, apalagi nanti kalau udah nikah. Baik-baik ya, jangan kecewain ayah.”
Mama nggak banyak komen. Asal itu baik buat Dee, why not?
Sebenernya, setiap orang yang nyantri atau memilih belajar ampe berkilo-kilo jauhnya, pasti punya cerita tersendiri kenapa masuk sini. Ada yang emang disuruh ortu, ikut kakak, kemauan sendiri yang punya flash back berlainan. Dan sayangnya, flash back Dee masuk Gontor dengan alasan yang nggak begitu keren. Kalender.
Gontor itu, menurut kaca mata orang luar, udah dipercaya di mana-mana. Bukannya promosi atau apa. Ya buktinya aja dengan kehadiran tamu-tamu pondok ang sering berkunjung. Dan kalau tahu, Gontor selalu berusaha untuk tetap memberikan yang terbaik. Dan kalau ada tamu yang datang, apapun dikerjain. Mulai kita yang sore-sore suruh tandzif alias bersih-bersih, rela maghrib disambung sekalian isya’ padahal lagi masanya imtihan. Tapi, we’ve done. Segalanya terjadi walau nggak sedikit yang ngedumel. Selalu diingetin, fiiha barokah…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar